Remaja adalah tahap umur yang datang
setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam
itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku,
kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, Remaja harapan dan
tantangan: 8).
Hal inilah yang membawa para pakar
pendidikan dan psikologi condong untuk menamakan tahap-tahap peralihan
tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja yang merupakan tahap
peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki masa dewasa.
Biasanya remaja belum dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu
didengar dan dipertimbangkan pendapatnya serta dianggap bertanggung
jawab atas dirinya. Terlebih dahulu mereka perlu menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam kapasitas tertentu, serta mempunyai
kemantapan emosi, sosial dan kepribadian. Dalam pandangan Islam seorang
manusia bila telah akhil baligh, maka telah bertanggung jawab atas
setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala dan
apabila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa. Masa remaja
merupakan masa dimana timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi serta
tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fakir
menjadi matang. Namun masa remaja penuh dengan berbagai perasaan yang
tidak menentu, cemas dan bimbang, dimana berkecambuk harapan dan
tantangan, kesenangan dan kesengsaraan, semuanya harus dilalui dengan
perjuangan yang berat, menuju hari depan dan dewasa yang matang.
Secara psikologis, masa remaja adalah
usia dimana individu berintelegensi dengan masyarakat dewasa, usia
dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih
tua melainkan berada dalam tingkatan uang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek
efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga
perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas
dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi
dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri
khas yang umum dari periode perkembangan ini.
Fase remaja merupakan perkembangan
individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ
fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konpka (Pikunas,
1976) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja
madya: 15-18 tahun; (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Sementara Salzman
mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung
(dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence),
minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai
estetika dan isu-isu moral.
Dalam budaya Amerika, periode remaja
ini dipandang sebagai “Strom dan Stress”, frustasi dan penderitaan,
konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan
perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang
dewasa (Lustin Pikunas, 1976).
B. Ciri-Ciri Masa Remaja
1. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa.
2. Masa remaja sebagai periode perubahan.
3. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
5. Masa remaja sebagai usia yang
menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi
dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri.
6. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
7. Ciri-ciri kejiwaan remaja,
tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim,
sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya
terpusat pada dirinya.
C. Alasan-Alasan Yang Umum Untuk Berpacaran Selama Masa Remaja
1. Hiburan
Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar
pasanganya mempunyai berbagai keterampilan sosial yang dianggap penting
oleh kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan
2. Sosialisasi
Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan
kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin
menjadi anggota kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan sosial
kelompok
3. Status
Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk
berpasangan tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya, berkencan
dalam kondisi demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih
tinggi dalam kelompok sebaya.
4. Masa Pacaran
Dalam pola pacaran, berkencan berperan
penting karena remaja jatuh cinta dan berharap serta merencanakan
perkawinan, ia sendiri harus memikirkan Sungguh-sungguh masalah
keserasian pasangan kencan sebagai teman hidup.
5. Pemilihan Teman Hidup
Banyak remaja yang bermaksud cepat menikahi memandang kencan sebagai cara percobaan atau usaha untuk mendapatkan teman hidup.
D. Kebutuhan Remaja
1. Kebutuhan akan pengendalian diri
2. Kebutuhan akan kebebasan
3. Kebutuhan akan rasa kekeluargaan
4. Kebutuhan akan penerimaan social
5. Kebutuhan akan penyesuaian diri
6. Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai sosial
E. Berbagai konflik yang dialami oleh remaja
1. Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas dan merdeka
2. Konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan kebutuhan akan ketergantungan kepada orang tua.
3. Konflik antara kebutuhan seks dan kebutuhan agama serta nilai sosial.
4. Konflik antara prinsip dan
nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja ketika ia kecil dulu dengan
prinsip dan nilai yang dilakukan oleh orang dewasa di lingkungannya
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Konflik menghadapi masa depan.
F. Tugas-tugas perkembangan remaja
William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut :
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mencapai otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan
komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau
orang lain, baik secara individu maupun kelompok.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri
f. Memperkuat self-control
(kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai. Prinsip-prinsip
atau falsafah hidup (Weltanschauung).
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kenak-kanakan.
G. Masa-Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa yang banyak
menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan peranannya yang
menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa
ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut:
1) Masa praremaja (remaja awal)
Masa praremaja biasanya berlangsung
hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat
negative pada si remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa
negative dengan gejalanya seperti tidak senang, kurang suka bekerja,
pesimisitik, dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negative
tersebut dapat diringkas, yaitu a) negative dalam prestasi, baik
prestasi jasmani maupun prestasi mental; dan b) negative dalam sosial,
baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat (negative positif) maupun
dalam bentuk agresif terhadap masyarakat (negative aktif).
2) Masa remaja (remaja madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri
remaja dorong untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat
memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan
dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat
dipandang menilai, pantas dijunjung tinggi dan di puja-puja sehingga
masa ini disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan), yaitu sebagai dewa
remaja.
Proses terbentuknya pendirian atau
pandangan hidup atau cita-cita hidup itu dapat di pandang sebagai
penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuan nilai-nilai kehidupan
tersebut adalah pertama, karena tiadanya pedoman, si remaja pedoman, si
remaja merindukan sesuatu bayang dianggap bernilai, pantas dipuja walau
pun sesuatu yang dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan
seringkali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi
tidak mengetahui apa yang diinginkannya. Kedua objek pemujaan itu telah
menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang dipandang mendukung
nilai-nilai tertentu (jadi personifikasi nilai-nilai). Pada anak
laki-laki sering aktif meniru, sedangkan pada anak perempuan kebanyakan
pasif, mengagumi, dan memujanya dalam khayalan.
3) Masa remaja akhir
Setelah remaja telah ditentukan
pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir
dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu
menemukan pendirian hidup masuklah individu ke dalam masa dewasa.
4) Masa Usia Kemahasiswaan
Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur
sekitar 18,0 sampai 25,0 tahun. Mereka dapat digolongkan pada masa
remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya. Dilihat dari
segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah
pemantapan pendirian hidup.
H. Karakteristik Perkembangan Remaja
Seiring perkembangan dan pertumbuhan
fisik, terjadi pula perubahan dan perkembangan di dalam tubuhnya.
Kelenjar kanak-kanaknya telah berakhir, berganti dengan kelenjar
endokrin yang memproduksi hormon, sehingga menggalakan Pertumbuhan organ
seks yang tumbuh menuju kesempurnaan.
Organ seks menjadi besar disertai dengan kemampuannya untuk melaksanakan
fungsinya. Pada remaja putri terjadi pembesaran payudara dan pembesaran
pinggul. Di samping itu meningkat pula dengan cepat berat dan tinggi
badan. Sedangkan pada remaja pria mulai kelihatan (membesar) jakun di
lehernya dan suara menjadi sengau / besar. Di samping itu bahunya
bertambah lebar dan mulai tumbuh bulu di ketika dan di atas bibir
atasnya (kumis). Satu tanda Kematangan seksual dengan jelas pada remaja
putri tetapi hanya diketahui oleh yang bersangkutan saja, yaitu
terjadinya datang bulan / haid dan pada remaja putera mimpi basah.
Tanda-tanda permulaan Kematangan seksual tidak berarti bahwa secara
langsung terjadi kemampuan reproduksi.
I. Penyimpangan atau Kenakalan Remaja
1. Seks bebas di kalangan remaja, yang bisa menyebabkan terjangkitnya penyakit AIDS.
2. Kecanduan akan Narkoba yang menyebakan kematian dan AIDS
3. Kecanduan Alkohol / minuman keras.
4. Tawuran.
5. Sering berkunjung ke diskotik.
6. Menjajakan diri kepada pria hidung belang.
J. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada Remaja
1. Kelalaian orangtua dalam mendidik anak (memberikan ajaran dan bimbingan tentang nilai-nilai agama).
2. Sikap perilaku orangtua yang buruk terhadap anak.
3. Kehidupan ekonomi keluarga yang morat marit (miskin/fakir).
4. Diperjualbelikannya minuman keras/obat-obatan terlarang secara bebas.
5. Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok.
6. Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno.
7. Perselisihan atau konflik orangtua (antar anggota keluarga).
8. Perceraian orangtua.
9. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol.
10. Hidup menganggur.
11. Kurang dapat memanfaatkan waktu luang.
12. Pergaulan negatif (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang memperhatikan nilai-nilai moral).